
Jepang,
salah satu negara favorit tujuan para pecinta ilmu pengetahuan dari Tanah Air,
terutama di bidang sains dan teknologi. Tohoku University sendiri merupakan
salah satu kampus level dunia untuk bidang kajian ilmu fisika, material dan
ilmu kebumian. Saya kini tergabung di bidang kajian ilmu geo-lingkungan,
departemen ilmu bumi, sekolah tinggi sains.
Pada
awalnya saya membaca brosur mengenai program IGPAS (International Graduate
Program in Advance Science) yang saya dapat dari website resmi universitas, sementara
informasi mengenai adanya program ini saya baca setelah mencari-cari di
internet mengenai program international yang dibuka di universitas-universitas
di Jepang dan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar kuliahnya.
Secara
umum persyaratan untuk melanjutkan sekolah di Jepang sama saja dengan negara
mana pun, IPK yang di atas rata-rata, kemampuan bahasa, dll. Hanya mungkin yang
sedikit membedakan adalah proses yang relatif mudah dan sederhana menurut saya
jika dibandingkan proses registrasi program pasca-sarjana di Tanah Air. Tidak
perlu melampirkan dokumen-dokumen asli, cukup hasil scanning dan
membubuhkan tanda tangan asli di atas formulir lalu mengirimkannya melalui
airmail ke alamat universitas di Jepang. Selebihnya silahkan menunggu proses
seleksi administrasi saja. Jika lolos, maka akan ada seleksi selanjutnya yaitu
kemampuan dasar berdasarkan program yang dipilih, lalu wawancara dan
selesai.
Satu
hal yang pasti di Jepang, sebelum mengirimkan dokumen-dokumen, pastikan Anda
sudah terlebih dahulu menghubungi calon pembimbing Anda di Jepang, dalam hal
ini adalah professor. Perkenalkan diri Anda dengan baik dan sertakan proposal
riset yang akan anda lakukan di sini. Bangun komunikasi yang baik dengan
professor dan dapatkan kepercayaannya. Jika anda sudah mendapatkannnya, maka
tinggal tunggu saja hasilnya. Selebihnya calon professor Anda tersebut yang
akan bekerja untuk Anda di awal, setelahnya Anda tinggal membalas jasa baiknya.
Jika
memang ingin melanjutkan pendidikan pascasarjana di Jepang maka hanya butuh
satu modal, tekad! Carilah informasi sebanyak mungkin, persiapkan
dokumen-dokumen yang diperlukan, dan kirim. Jika hasil akhir adalah penolakan,
maka coba lagi di universitas yang lain, di tahun ajaran yang lain. Jika masih
ditolak, maka coba lagi, dan begitu seterusnya.
Biaya
sekolah di Jepang sangat mahal jika kita menggunakan ukuran mata uang di
Indonesia. Namun jika anda mendapatkan beasiswa MEXT/Mobukagakusho (menpora-nya
Jepang), maka semua biaya pendidikan anda sudah ditanggung. Bahkan ada sedikit
lebih untuk menabung dan mengirim buat orang tua dan saudara-saudara di
Indonesia.
Lain
hal-nya jika beasiswa yang diterima tidak penuh, tidak semua biaya ditanggung
oleh sponsor Anda, maka Anda dapat dengan mudah mengurus permohonan keringanan.
Tidak akan ada kejadian Anda dilemparkan dari satu kantor ke kantor lain, dari
satu lantai ke lantai lain, dari satu oknum ke oknum lain. Untuk mengurus
keringanan ini cukup isi formulir, siapkan dokumen-dokuemn yang diperlukan,
minta tanda tangan Professor dan serahkan ke bagian keringanan biaya di kampus,
selesai.
Jika
membutuhkan biaya tambahan untuk membeli kebutuhan lainnya, maka kesempatan
untuk kerja paruh waktu (arubaito) sangatlah luas. Namun Anda harus
pandai-pandai mengatur waktu ya. Untuk ini Anda membutuhkan izin kerja dari
pihak imigrasi karena Anda masih pelajar. Cukup download formulirnya dan isi
dengan lengkap, siapkan dokumen yang diperlukan, lalu pergilah ke imigrasi
terdekat di wilayah Anda, dan dalam beberapa menit izin kerja anda akan
ter-tempel di dalam paspor.
Anda
tidak perlu menyiapkan uang pelicin agar prosesnya lebih cepat, karena semua
sudah “licin” alias sudah serba cepat, mudah, dengan pelayanan yang luar biasa
santun dan ramah dari aparatur pemerintah Jepang.
Suasan
belajar yang kondusif
Suasana
belajar di sini amatlah kondusif, didukung dengan sarana prasarana yang sangat
lengkap dan sokongan dana yang cukup, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak
menghasilkan sesuatu selama belajar di Jepang. Suasana persahabatan yang hangat
di antara sesama warga asing akan menambah kenikmatan belajar di Jepang.
Kebiasaan
‘nyampah’ orang Jepang
Selama
belajar di Jepang, banyak hal yang bisa saya pelajari terutama bagaimana
kebiasaan “nyampah” orang Jepang, jiwa “pembantu” aparat pemerintah di semua
level dan departemen, serta profesionalisme kerja dan rasa malu bila melakukan
kesalahan, bahkan jika kesalahan tersebut bukanlah kesalahan yang secara
langsung dilakukan oleh sang pelaku, melainkan perilaku alam yang tidak dapat
ditebak.
Kebiasaan
“nyampah” orang Jepang itu dahsyat, bahkan satu botol air mineral saja
dipisahkan menjadi tiga bagian, botolnya, tutupnya, dan labelnya. Jika
jajanannya menyisakan sampah, maka akan disimpan dan dibawa sampai rumah lalu
di buang di tempat sampah di rumah. Aparaturnya akan menyapu halaman depan
kantor setiap pagi dan menyapa warga yang berlalu-lalang di depan kantor,
melayani dengan sangat santun setiap permasalahan yang kita hadapi.
Video
Conference
Cukuplah
Anda gunakan fasilitas video conference, karena begitu banyak pelajar Indonesia
di Jepang yang bersedia berbagi ilmu dan informasi di sini untuk dapat
diterapkan di Tanah Air, tentunya setelah mengalami penyesuaian-penyesuaian
sesuai dengan budaya Indonesia. PPI Jepang pun akan dengan sukarela membantu
dan menyiapkan fasilitas-fasilitasnya jika memang dibutuhkan. Ada kurang lebih
2600 pelajar Indonesia di Jepang, dengan bidang kelimuan yang bermacam-macam,
berikan kesempatan kepada anak-anak bangsa ini untuk berkontribusi bagi
kemajuan bangsanya, jangan malah disisihkan karena pintar, kritis, dan soleh
tentu saja.
Selama
belajar di Jepang, saya mendapatkan fakta yang menarik, di mana pada saat saya
memaparkan hasil penelitian-penelitian saya, jika memang professor tidak
mengerti maka ia akan dengan lapang dada bertanya: “Bagaimana Anda
melakukannya, izinkan saya belajar dari Anda.” Satu fakta yang mungkin kita
akan sulit kita temukan di dunia pendidikan tinggi di Indonesia.
Jika
saya membutuhkan dana riset, maka tinggal nyatakan ke professor, dan beliau
akan bilang: “Berapa besar dana yang Anda butuhkan?” Jika ada konferensi maupun
simposium ilmu pengetahuan di luar Jepang, maka tinggal bilang saja, dan
support dana selama di sana akan segera diproses. Tentu saja bermodalkan
tulisan-tulisan ilmiah yang berkualitas.
sumber :
http://fatwaramdani.wordpress.com/
0 comments:
Posting Komentar