Jumat, 17 Desember 2010

Writing about E-Commerce

Definisi E-Commerce

Electronic Commerce (E-Commerce) adalah proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan computer. E-commerce juga mengandung pengertian sebagai penyebaran, pemasaran jasa, melalui system elektronik seperti internet atau jaringan computer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik,system manajemen inventory otomatis dan system pengumpulan data otomatis.

Selain itu Kalakota dan Whinston mendefinisikan E-Commerce dari beberapa perspektif, yaitu:
  1. Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman informasi, produk/jasa, atau pembayaran melalui jaringan telepon, atau jalur komunikasi lainnya;
  2. Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan work flow;
  3. Dari perspektif pelayanan, E-Commerce adalah alat yang digunakan untuk mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang; dan
  4. Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk menjual dan membeli produk serta informasi melalui internet dan jaringan jasa online lainnya.
Seluruh definisi yang dijelaskan di atas pada dasarnya memiliki kesamaan yang mencakup komponen transaksi (pembeli, penjual, barang, jasa dan informasi), subyek dan obyek yang terlibat, serta media yang digunakan (dalam hal ini adalah internet).

Jenis-jenis E-Commerce :

1. Business to Business, karakteristiknya:
• Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.
• Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama.
• Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.
2. Business to Consumer, karakteristiknya:
• Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula.
• Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.
• Servis yang digunakan berdasarkan permintaan.

Aplikasi E-COMMERCE
Aplikasi E-Commerce meliputi bidang saham, pekerjaan, pelayanan keuangan, asuransi, mall, pemasaran dan periklanan on-line, pelayanan pelanggan, lelang, travel, hardware dan Software PC, hiburan, buku dan musik, pakaian, ritel dan publikasi on-line. Tujuan Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis

Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui E-Commerce bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya murah
2. Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, dll
3. Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.


Contoh E-Commerce : Pembelian buku secara online

Pembayaran yang biasa dikenal pelanggan :


1. Pembayaran via transfer ( Rekening bersama )
    Pembayaran yang biasa dilakukan di situs lain, dengan melakukan perjanjian sebelumnya dengan penjual. Setelah pemesanan barang, pembeli akan melakukan pem bayaran ke rekening bank yang ditunjuk oleh penjual.


http://i717.photobucket.com/albums/ww180/rekeningbersama/skemarekber1.gif


2. COD : Cash on Delivery
     Cash on Delivery, ini sebagaimana transaksi pada umumnya, Pembeli akan melakukan pemesanan terlebih dahulu sebagaimana yang di tentukan penjual. setelah itu, Penjual akan menentukan tempat dan waktu transaksi,setelah itu pembeli dapat menuju tempat transaksi untuk melakukan pembayaran sekaligus pengambilan barang.

Didalam dunia E-Commerce pasti terdapat dampak positif dan negativenya.

Dampak positifnya, yaitu :

1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.

Dampak negativenya, yaitu :

1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada.
2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.

Rabu, 15 Desember 2010

Kartu Natal Pertama di Dunia Seharga Rp142 Juta

NEW YORK - Kartu Natal pertama di dunia, yang diluncurkan di London, Inggris pada 1843 muncul ke publik.

Sesungguhnya, kartu ucapan yang awalnya dicetak sebanyak 1.000 lembar ini, hanya segelintir saja yang terjual. Kemungkinan di masa itu, harganya yang sebesar satu shilling memberatkan. Apalagi, itu terjadi bertahun-tahun sebelum mengirim kartu Natal menjadi tradisi.

Kini, tiga dari 18 kartu yang diproduksi 167 tahun lalu dan diyakini masih ada, akan dilelang di rumah lelang Sotheby’s, New York. Diharapkan, mereka terjual masing-masing £10,000 (setara Rp142 juta).

Salah satu kartu menggambarkan sebuah pesta keluarga yang kontroversial, menggambarkan seorang anak yang diajarkan cara mengonsumsi anggur, sementara tiga anak lainnya makan puding plum.

Gambar ceria ini diapit gambar kegiatan amal, di mana orang miskin sedang dibantu. Sebuah pesan tertulis di bagian tengah kartu, 'A MERRY CHRISTMAS AND HAPPY NEW YEAR TO YOU.'

Kartu ucapan ini, yang diwarnai dengan tangan, diproduksi oleh Sir Henry Cole dan diterbitkan Kantor Perbendaharaan Summerley's Home, London, seperti dikutiip dari Daily Mail, Jumat (10/12/2010).

Orang yang mendesain kartu ini adalah Jon Calcott Horlsey. Kartu yang akan dijual ini masih disertai amplop saat kartu itu dikirim.

Walaupun kartu ucapan dengan amplop telah tersedia, Kartu Natal tidak terwujud hingga ide dari Henry Cole. Dia menugaskan Horsley untuk menciptakan citra meriah dan menyisipkan salam di dalam kartu.

Sebaris kalimat ditempatkan di bagian atas kartu untuk nama penerima dan baris lain di bagian bawah untuk pengirim menuliskan tanda tangan.

Kartu antik ini diperoleh dari pengusaha iklan Jock Elliott. Dia adalah pria yang mencintai Natal dan menghabiskan hidupnya mengumpulkan hal-hal yang berhubungan dengan Natal.

Dia meninggal pada 2005 dalam umur 84 tahun. Kini, keluarganya menjual beberapa koleksi Natal Elliott di rumah lelang Sotheby’s.